"Dari
pengtahuan buku inilah rahasia
keTuhanan yang ada dalam diri kita akan mulai tersingkap":
Bismillahirrahmanirrahim
Segala
puja puji kepada Allah Swt yang telah mengangkat jiwa orang-orang yang suci
dengan mujahadah[1],
yang telah membahagiakan hati para wali dengan musyahadah[2],
yang telah menghiasi lisan orang-orang mukmin dengan zikir, yang telah
mengagungkan bisikan hati orang-orang Arif (berpengetahuan pada Allah)
dengan berfikir, yang telah menjaga khalayak hamba dari kerusakan, yang telah
menahan segala kesulitan dari para ahli zuhud, yang telah menghindarkan
orang-orang yang bertaqwa dari bayang-bayang syahwat, yang telah mensucikan ruh
orang-orang yakin dari gelapnya keraguan, yang telah menerima semua amal
perbuatan para manusia terpilih melalui do’a-do’a dan yang telah menguatkan
tali kaum merdeka dengan ikatan yang kokoh.
Aku
memuji-Nya dengan pujian mereka yang telah melihat tanda-tanda kekuasaan dan
kekuatan-Nya, yang telah menyaksikan ke-Mahatunggalan dan wahdaniyah-Nya, yang
telah mengetuk pintu-pintu rahasia-Nya dan kemuliaan-Nya, yang telah memetik
buah dari sujud dan ketaatan-Nya. Aku mensyukuri-Nya dengan syukur mereka yang
telah terbakar dan hanyut dalam aliran sungai kemuliaan dan pemuliaan-Nya.
Aku
mengimani-Nya dengan iman mereka yang telah mengakui kitab-kitab-Nya,
perintah-Nya, para nabi-Nya, para wali-Nya, janji-janji-Nya, ancaman-Nya,
pahala dan azab-Nya. Aku bersaksi tiada Tuhan selain Allah Yang Maha Tunggal
dan tak memiliki sekutu. Aku bersaksi bahwa Muhammad adalah hamba dan
utusan-Nya, yang diutus untuk menghancurkan mata rantai kefasikan dan kerusakan
moral, diutus untuk memporakprandakan golongan pembangkang, diutus untuk
memaksa orang-orang musyrik dan peragu, diutus untuk menolong para pengikut
kebenaran dan kebaikan. Maka semoga keselamatan senantiasa Allah anugerahkan
kepadanya dan para sahabatnya.
TANDA-TANDA
PENGETAHUAN TENTANG DIRI
Ketahuilah
! bahwa pengetahuan tentang kimia kebahagiaan[3] yang
bersifat dhohir tidak ada dalam perbendaharaan ilmu kaum awam kebanyakan, akan
tetapi tersimpan dalam gudang ilmu para raja, demikian juga
dengan kebahagiaan. Ia hanya ada dalam gudang rahmat Allah Swt. Di
langit sana tersimpan esensi (jawhar) para malaikat, dan di bumi tersimpan di
hati para wali yang Arifbillah. Dan setiap orang yang mencari ini tanpa
bersandar hadrat kenabian[4],
maka ia telah salah jalan dan semua daya upayanya tak lebih seperti uang dinar
palsu. Ia kira dirinya
kaya raya, tapi sebenarnya miskin di hari kiamat sebagaimana
ditegaskan Allah Swt:
“Maka
Kami singkapkan daripadamu tutup yang menutupi matamu, maka penglihatanmu pada
hari itu amat tajam.” (Q.S. Qaf [50]: 22).
Dari
sekian rahmat Allah pada hamba-Nya, Dia telah mengutus seratus
dua puluh empat ribu nabi untuk mengajarkan seluruh manusia
tentang naskah kimia ini, mengajarkan mereka bagaimana menjadikan hati
sebagai tempaan mujahadah[5],
mengajarkan bagaimana membersihkan hati dari budi pekerti yang buruk dan
mengajarkan bagaimana mengendalikanya untuk menyusuri lorong-lorong
kesucian, seperti dijelaskan Allah Swt:
“Dialah
yang mengutus pada kaum yang buta huruf seorang rasul diantara mereka, yang
membacakan ayat-ayat-Nya kepada mereka, mensucikan mereka dan mengajarkan kitab
dan hikmah.” (Q.S. al-Jum’ah [62]: 2).
Yaitu
mensucikan mereka dari akhlak yang buruk dan sifat-sifat kebinatangan serta
menjadikan sifat-sifat malaikat sebagai baju dan hiasan mereka.
Adapun
maksud dari Kimia ini adalah bahwa semua yang berhubungan dengan
sifat-sifat negatif maka wajib menanggalkannya, dan semua yang berhubungan
dengan sifat-sifat kesempurnaa maka wajib mengenakannya. Satu-satunya rahasia
keberhasilan KIMIA KEBAHAGIAAN ini adalah kembali mundur dari keduniawian
seperti ditegaskan oleh Allah Swt:
“Dan
beribadahlah kepada-Nya dengan penuh ketekunan.” (Q.S.
al-Muzammil [73]: 8).
Dan
keutamaan ini sangat banyak dan luas.
PASAL MENGENAIn
PENGETAHUAN DIRI PRIBADI
Ketahuilah
! bahwa kunci mengetahui Allah (ma’rifah Allah) adalah mengetahui diri sendiri.
Seperti firman-Nya:
“Kami
akan memperlihatkan pada mereka tanda-tanda (kekuasaan) Kami atas segenap ufuk
dan pada diri mereka sendiri, sehingga jelaslah bagi mereka bahwa Al-Qur’an
adalah benar.” (Q.S. Fussilat [41]: 52).
Demikian
pula sabda Nabi Saw:
“Siapa
saja yang tahu akan dirinya, maka ia telah mengetahui Tuhannya.”
Tidak
ada sesuatupun paling dekat denganmu kecuali dirimu sendiri. Maka jika kamu
tidak mengetahui dirimu, bagaimana mungkin kamu bisa mengetahui Tuhanmu?
Jika
kamu katakan bahwa aku telah mengetahui diriku, yang kamu tahu sebenarnya
adalah diri bagian jasmani (anggota badan) yang terdiri dari tangan, kaki,
kepala dan lainnya. Kamu tidak mengetahui apa yang tersimpan
dalam batinmu, yang bila sedang marah, ia mendorongmu untuk bertengkar. Jika
sedang bernafsu, ia mengajakmu kawin. Jika sedang lapar, ia memintamu makan,
jika sedang haus, ia menuntutmu minum, dan hewan sangat mirip denganmu dalam
hal ini. Maka itu, yang wajib Anda lakukan adalah mengenalkan
hakikat pada dirimu hingga Anda tahu apa sebenarnya dirimu, dari mana kamu
datang hingga sampai di tempat ini, untuk tujuan apa kamu diciptakan, dengan
apa kamu bisa meraih kebahagiaan dan dengan apa kamu mendapatkan kepuasan.
Dalam
jiwamu terkumpul berbagai macam sifat, diantaranya sifat-sifat binatang jinak,
binatang buas, pun demikian sifat-sifat malaikat. Maka ruh
adalah hakikat jauharmu yang paling esensial, lainnya adalah unsur asing dan
kosong telanjang. Maka yang wajib kamu lakukan adalah mengetahui hal ini. Bahwa
bagi sifat-sifat itu ada ransom makananya dan kebahagianya.
Kebahagiaan
binatang jinak terletak pada makan, minum, tidur dan kawin, maka jika kamu
merasa bagian dari mereka, kenyangkan perutmu dan puaskan kelaminmu.
Kebahagiaan akan dirasakan binatang buas ketika mampu menyerang dan melumpuhkan
mangsa, kebahagiaan setan terletak pada makar, kejahatan dan tipuan, maka jika
kalian merasa bagian dari mereka, berbuatlah seperti yang mereka perbuat.
Kebahagiaan
para malaikat, ketika mereka hadir mengalami indahnya
hadrat kesakralan Tuhan, bagi mereka tak ada jalan sedikitpun untuk
amarah dan syahwat. Jika Anda merasa bagian dari jauhar hakikat malaikat, berjuanglah
mengenal asalmu sampai Anda tahu jalan menuju Hadrat Ilahiah(hadirnya
kesakralan Tuhan), sampai Anda bisa menyaksikan Jalal-Nya(keagungan) dan
Jamal-Nya(keindahan), sampai Anda mampu menjernihkan dirimu dari
belenggu amarah dan syahwat, sampai Anda tahu untuk apa sifat-sifat ini menjadi
bagian darimu. Allah Swt tidak menciptakan semua sifat itu agar mereka
menawanmu, tapi Ia menciptakannya agar mereka menjadi tawananmu, agar bisa
mendorongmu berjalan, yaitu kedua kakimu dan agar salah satunya bisa Anda
jadikan tunggangan sedangkan lainnya sebagai senjata hingga Anda mencapai
kebahagiaan. Jika Anda telah sampai pada tujuanmu, maka tekanlah ia di bawah
kedua kakimu dan kembalilah ke tempat kebahagiaanmu. Tempat
itu adalah rumah bagi para khawas (orang-orang khusus) yang menyaksikan Hadirat
Ilahi (al-Hadrah al-Ilahiyyah), sedang rumah-rumah para awam adalah
tingkatan-tingkatan dalam syurga. Anda sangat memerlukan dan mengerti
makna-makna ini untuk bisa mengetahui sedikit saja tentang dirimu.
Dan
barangsiapa yang tidak memahami pada makna-makna ini, maka ia hanya mendapat
bagian kepingan-kepingannya saja, karena hakikat yang sebenarnya terhijab (tertutup)
baginya.
Ed:1
PASAL MENGENAI HATI, JIWA & RUH
Jika
Anda berkemauan mengetahui dirimu, maka ketahuilah ! bahwa Anda sebenarnya
terdiri dari dua hal:
Pertama,
hati, dan
Kedua
yang disebut jiwa atau ruh. Jiwa atau ruh adalah hati yang biasa Anda sebut
sebagai mata hati. Hakikatmu adalah yang batin, karena jasad
yang tampak pertama sebenarnya merupakan yang terakhir, dan jiwa yang Anda
sangka sebagai terakhir sebenarnya yang pertama, atau
disebut hati.
Hati
bukanlah sepotong daging yang terletak di dada sebelah kiri, karena itu hanya
berlaku bagi binatang dan jasad mati. Segala
sesuatu yang Anda lihat dengan mata dhohir adalah alam ini atau yang disebut
alam syhadah. Sedangkan hakikat hati bukanlah bagian alam
ini, tapi alam ghaib, dan hati dialam ini adalah hal asing.
Potongan daging itu hanyalah wadahnya, semua anggota tubuh jasmanii adalah bala
tentaranya, sedang ia adalah rajanya. Ma’rifah
Allah (mengetahui Allah) dan musyahadah (menyaksikan) keindahan hadir-Nya
adalah sifat-sifat hati, beban baginya dan perintah untuknya. Dari
situ ia mendapatkan pahala dan siksa, kebahagiaan dan kepuasan mengikutinya,
demikian ruh hewani pun senantiasa mengintainya dan selalu membuntutinya.
Mengetahui
hakikat hati dan memahami sifat-sifat hati adalah kunci Ma'rifatullah
(mengetahui Allah Swt). Maka Anda harus berjuang keras untuk
mengetahuinya, karena ia adalah jauhar aziz (esensi mulia)
bagian dari Jauhar Malaikat (esensi para malaikat) yang bahan dasarnya berasal
dari Hadirat Ilahi, dari tempat itu ia datang dan ke tempat yang sama ia
kembali.
Ed2
PASAL MENGENAI HAKIKAT HATI &RUH
Adapun
pertanyaanmu apa hakikat hati, syari’ah tidak menjelaskannya secara panjang
lebar kecuali dalam satu ayat:
“Dan
mereka bertanya kepadamu tentang ruh, katakanlah: “Ruh itu termasuk urusan
Tuhanku.” (Q.S. al-Isra [17]: 85).
Karena
ruh merupakan bagian dari kekuasaan ilahiah,
yaitu dari ‘alam al-amr (kuasa perintah Tuhan) Allah Swt berfirman:
“Ingatlah,
yang menciptakan dan memerintah hanyalah hak Allah.” (Q.S. al-A’raf [7]: 54).
Dengan
demikian, pada satu sisi manusia merupakan bagian dari ‘alam al-khalq (alam
ciptaan) dan pada sisi lain bagian dari ‘alam al-amr. Segala sesuatu yang bisa
dikenai ukuran panjang lebar, kadar dan mekanisme adalah termasuk ‘alam
al-khalq[6],
namun hati tak memiliki ukuran panjang lebar dan ukuran tertentu. Oleh karena
itu, ia tak menerima pembagian. Jika bisa dibagi, maka ia termasuk ‘alam
al-khalq. Contohnya, dari sisi sifat bodoh, maka ia pun menjadi bodoh dan dari
sisi sifat pintar, ia pun menjadi pintar. Namun segala sesuatu yang terdiri
dari sifat bodoh dan pintar pada saat yang sama adalah mustahil. Dengan kata
lain, ia bagian dari ‘alam al-amr, karena dalam ‘alam al-amr tidak berlaku
ukuran panjang lebar dan ukuran tertentu.
Sebagian
dari mereka mengira bahwa ruh bersifat qadim (awal), maka mereka telah salah.
Sebagian lain berpendapat ruh adalah ‘ard (sifat), maka mereka pun salah,
karena sifat tak pernah berdiri sendiri, tapi mengikuti yang lain.
Maka,
ruh adalah asal anak Adam, dan hati adalah tempat tumbuhnya
mereka. Jadi, bagaimana mungkin dia adalah sifat! Sebagian
golongan mengatakan ruh adalah badan jamani, mereka juga salah, karena badan
jasmani menerima pembagian.
Dan ruh yang
sejak tadi kita sebut hati adalah media untuk mengetahui Allah.
Oleh karena itu, ia bukan merupakan badan, juga bukan sifat, melainkan unsur
esensi malaikat.
Mengetahui
tentang ruh sangatlah sulit[7],
karena agama tak memberi jalan sedikit pun. Dan agama tak memerlukan untuk
mengetahuinya, sebab agama esensinya adalah kesungguhan (mujahadah), sedang
ma’rifah (mengetahui) adalah tanda hidayah, sebagaimana
firman-Nya:
“Dan
orang-orang yang berjihad untuk (mencari keridhaan) Kami, benar-benar akan kami
tunjukkan kepada mereka jalan-jalan Kami.” (Q.S. al-Ankabut [29]: 69).
Dan
barangsiapa yang tidak bersungguh-sungguh, ia tidak boleh membahasnya atau
mencari hakikat ruh. Dasar utama dari mujah adah adalah mengetahui
tentara hati, karena manusia jika tidak mengetahui seluk beluk kemiliteran, ia
tidak dibenarkan untuk berjihad.
Ed3
PASAL MENGENAI JIWA SEBAGAI KENDARAAN HATI
Ketahuilah
! bahwa jiwa adalah kendaraan hati, hati memiliki bala tentara, seperti
dijelaskan Allah Swt:
“Dan
tak ada yang mengetahui tentara Tuhanmu kecuali Dia sendiri.” (Q.S.
al-Mudatstsir [74]: 31).
Hati diciptakan
untuk pekerjaan alam akhirat, agar mendapatkan kebahagiaannya. Kebahagiaan hati
adalah dengan mengetahui Tuhannya. Mengetahui
Tuhannya bisa didapatkan melalui ciptaan Allah swt dari berbagai ‘alam-Nya.
Keajaiban alam tak mungkin terlihat kecuali melalui panca indera, dan panca
indera berasal dari hati yang mengambil jiwa sebagai sarananya. Kemudian
dilanjutkan dengan mengetahui tehnis kerjanya dan jaringannya. Jiwa tak
berfungsi kecuali dengan makan, minum, suhu panas dan kelembapan tertentu. Ia lemah
saat dihampiri bahaya dari dalam, yaitu lapar dan haus, demikian juga saat
melawan bahaya luar, seperti air dan api. Ia menghadapi banyak musuh.
Ed4
PASAL MENGENAI SYAHWAT & AMARAH
Anda
juga perlu mengetahui adanya dua macam bala tentara, yaitu bala tentara bagian
luar(dhohir) yang terdiri dari syahwat dan amarah, berikut tempat-tempatnya
pada kedua tangan,kedua kaki, kedua mata, kedua telinga dan semua anggota
badan. Sedangkan tentara bagian dalam terletak dalam otak kepala, yaitu daya
khayal, daya pikir, daya hafal, ingatan dan bingung. Setiap
kekuatan ini memiliki fungsi khusus, jika salah satunya lemah, maka kondisi
manusia pun akan lemah dalam dua alam (dunia-akhirat). Satu
bagian yang mencakup dua hal ini adalah hati dan ia adalah pemimpinnya. Jika
hati menyuruh lidah menyebutkan sesuatu, maka ia akan menyebutkannya. Jika
memerintahkan tangan untuk menyerang, maka ia akan menyerang. Jika menyuruh
kaki untuk melangkah, maka ia pun akan melangkah. Demikian pula panca indera,
hingga bisa menjaga diri agar tetap bisa menyimpan pahala untuk di akhirat,
berfungsi secara baik, menyeselesaikan kontrak kerja dan menghimpun
butiran-butiran kebahagiaan. Dan mereka semua tunduk dan patuh kepada
perintah hati sebagaimana para malaikat yang tunduk dan patuh pada perintah
Tuhannya dan tidak berani menentang perintahnya.
Ed5
PASAL MENGENAI MENGETAHUI HATI DAN
BALA TENTARANYA
Ketahuilah
!, seperti dikatakan dalam pepatah terkenal; jiwa diibaratkan sebuah kota,
kedua tangan, kaki dan seluruh anggota tubuh sebagai lahannya, kekuatan syahwat
sebagai walikotanya, amarah sebagai kendaraanya, hati sebagai rajanya dan akal
sebagai perdana menterinya. Raja bertugas mengatur segenap aparatur agar
kondisi kerajaan tetap stabil, karena sang walikota atau syahwat adalah pembohong,
acuh tak acuh dan ambisius. Demikian pula kendaraan yaitu amarah teramat jahat,
pembunuh dan perusak. Jika sejenak saja sang raja meninggalkan mereka dalam
keadaan aslinya, mereka akan menguasai kota dan merusaknya. Maka sang raja
wajib berkonsultasi pada sang menteri dan menjadikan sang wali dan bagian
transportasi dibawah pengawasan sang menteri. Jika ia melakukan hal itu, maka
kondisi kerajaan akan tetap stabil, dan kota akan makmur. Demikian juga hati
juga bermusyawarah pada akal untuk menjadikan syahwat dan amarah di bawah
kekuasaannya sampai kondisi jiwa menjadi stabil dan bisa mengantarkan pada
sebab-sebab kebahagiaan, yaitu mengetahui Hadirat Ilahi ( Ma'rifat alhadrat
al-ilahiyah).
Seandainya
akal dalam kondisi di bawah kekuasaan amarah dan syahwat, maka jiwanya akan
rusak dan hatinya tidak akan bahagia di akhirat kelak.
Ed 6
PASAL MENGENAI
AMARAH&SYAHWAT PEMBANTU JIWA
Ketahuilah
! bahwa syahwat dan amarah pembantu jiwa. Keduanya senantiasa
menarik-nariknya, terus mempertahankan urusan makan, minum dan kawin sebagai
media indera. Kemudian jiwa mempekerjakan indera sebagai jaringan akal
dan mata-matanya, yang dengannya ia mampu menyaksikan kehadiran Allah Swt.
Kemudian indera juga mempekerjakan akal, yaitu hati sebagai lentera dan lampu
yang melalui cahayanya ia bisa melihat Hadrat Ilahiah . Dengan demikian,
kenikmatan perut dan kemaluannya menjadi terhinakan. Kemudian akal juga
memfungsikan hati, sebab hati
diciptakan untuk memandang keindahan Hadrat Ilahiah.
Barang siapa yang berdaya upaya dalam fungsi ini, maka ia adalah hamba yang
sebenarnya, yang terlahir dari al-hadrah al-ilahiyah, sebagaimana
firman-Nya:
“Dan
Aku tidak menciptakan jin dan manusia melainkan supaya mereka menyembah-Ku.”
(Q.S. az-Zariyat [61]: 56).
Artinya,
bahwa Kami telah menciptakan hati, memberinya kerajaan dan memberinya
pasukan tentara. Kami juga telah menjadikan jiwa sebagai
kendaraannya hingga ia bisa berjalan dari alam ke-Tanah-an ke alam atas yaitu
‘Illiyin.
Maka
jika berkeinginan melaksanakan hak anugerah kenikmatan ini,
duduklah dalam kerajaannya, jadikan Hadrat al-Ilahiah sebagai kiblat dan
tujuannya, jadikan akhirat sebagai tanah air dan akhir keputusannya, jadikan
jiwa sebagai kendaraannya, dunia sebagai rumahnya, kedua tangan dan kaki
sebagai pembantunya, akal sebagai menterinya, syahwat sebagai karyawannya,
amarah sebagai angkutannya dan indera sebagai mata-matanya.
Masing-masing
bagian itu adalah cerminan dari setiap alam yang menghimpun semua keadaan
mengenai keadaan alam-alam lainnya. Daya khayal di bagian permukaan otak
seperti seorang komandan yang bertugas menghimpun semua informasi para
mata-mata. Daya hafal pada bagian tengah otak bagaikan pemilik peta yang
bertugas menghimpun penggalan-penggalan dari tangan sang komandan yang kemudian
disampaikan kepada akal. Jika informasi-informasi ini sampai pada
sang menteri, maka ia akan melihat keadaan kota yang sebenarnya.
Jika
Anda melihat salah satu dari mereka melanggar, seperti syahwat dan amarah, maka
Anda harus berusaha keras( bermujahadah) menaklukanya. Tidaklah mujahadah ini
untuk membunuh syahwat dan amarah, sebab kerajaan tak akan bertahan tanpa
keduanya. Jika Anda melakukannya, maka Anda adalah orang yang berbahagia,
yang telah melaksanakan urusan yang hak untuk dilakukan yaitu anugerah nikmat,
wajib bagimu menghadiahkan sesuatu pada saatnya, jika tidak, maka Anda tidak
akan bahagia, dikenai siksa dan diwajibkan bertaubat.
ed
PASAL MENGENAI
TIGA FORMASI KEBAHAGIAN
Kebahagiaan
sempurna dibangun di atas tiga hal, kekuatan amarah, kekuatan syahwat dan
kekuatan ilmu[8].
Tiga hal ini harus diseimbangkan agar kekuatan syahwat tidak muncul menguasai
yang justru akan merusak anda. Demikian juga kekuatan amarah agar tidak
menguasai dan membodohi, yang akan merusak dan mengahncurkan anda. Jika kedua
kekuatan tersebut seimbang dengan adanya kekuatan keadilan dan keseimbangan,
maka keduanya akan menuju pada jalan hidayah. Jika amarah semakin menguat, maka
akan mudah pada terjadinya penyerangan dan pembunuhan, sebaliknya jika amarah
melemah, maka kewaspadaan, ketentraman dalam agama dan dunia akan hilang. Namun
jika diseimbangkan, yang akan muncul adalah kesabaran, keberanian dan
kebijaksanaan.
Syahwat-pun
demikian, jika semakin mendominasi, maka akan muncul adalah kejelekan dan
kejahatan, sebaliknya jika syahwat melemah , maka akan menyebabkan kelemahan
dan ketidakgairahan. Namun jika terkendali seimbang, yang ada adalah kesucian
(‘iffah), kepuasan (qana’ah) dan sifat-sifat sejenis lainnya.
ed
PASAL MENGENAI HATI;PRILAKU JELEKNYA & BAGUSNYA
Ketahuilah
! bahwa hati dan bala tentaranya memiliki keadaan dan sifat-sifat yang sebagian
disebut dengan budi pekerti buruk dan sebagian lain disebut budi pekerti
terpuji. Budi pekerti terpuji akan mengantarkan pada kebahagiaan, dan akhlak
buruk mengantarkan pada kehancuran dan siksa.
Semua
ini terdiri dari empat jenis budi pekerti( akhlak). Yaitu: akhlak setan, akhlak
binatang jinak, akhlak binatang buas dan akhlak malaikat. Perilaku jelek, yaitu
makan, minum, tidur dan kawin adalah akhlak binatang jinak. Tingkah laku amarah
pemukulan, pembunuhan dan pertikaian adalah akhlak binatang buas.
Prilaku-prilaku jiwa seperti makar, penipuan, kecurangan dan hal lain sejenis
adalah akhlak setan. Terakhir, kegiatan berfikir yang menghasilkan rahmat, ilmu
dan kebaikan adalah akhlak malaikat.
ed
PASAL MENGENAI
EMPAT HAKIKAT DALAM KULIT MANUSIA
Ketahuilah
! bahwa dalam kulit anak adam(manusia) terdapat empat hal, anjing, babi, setan
dan malaikat. Anjing tercela dari segi sifatnya dan bukan dari bentuknya.
Begitupun setan dan malaikat, hal-hal tercela dan keterpujianya[9] hanya
pada sifat-sifatnya dan bukan pada bentuk atau prilakunya. Babi pun demikian,
tercela dalam sifat-sifatnya bukan pada bentuk dan tingkah lakunya.
Karenanya
manusia diperintahkan untuk menyingkap gelapnya kebodohan
dengan cahaya akal, agar terhindar dari segala macam fitnah.
Seperti ditegaskan Rasul Saw:
“Tak
seorangpun (dari manusia) kecuali memiliki setan, aku juga memiliki setan.
Sungguh Allah telah menjagaku dari setanku hingga aku bisa menguasainya.”[10]
Demikian
syahwat dan amarah seharusnya berada dibawah kendali akal, keduanya hanya boleh
berbuat bergerak melakukan sesuatu dengan kendali akal. Maka jika seseorang
berbuat demikian, ia benarlah baginya disebut berakhlak terpuji yaitu; sifat
malaikat dan merupakan benih kebahagiaan. Jika melakukan kebalikannya, maka ia
disebut berakhlak tercela yaitu sifat-sifat setan dan merupakan benih dari
siksa.Dalam tidur ia akan melihat dirinya seakan berdiri
terpasung menjadi budak anjing dan babi. Orang ini
seperti lelaki muslim yang membawa beberapa muslim lainnya dan menahan mereka di
penjara orang-orang kafir.
Bagaimana
keadanmu jika nanti pada hari kiamat sang raja, yaitu akal, menahanmu dibawah
kekuasaan syahwat dan amarah, yaitu anjing dan babi?
ed
PASAL MENGENAI EMPAT KONDISI MANUSIA PADA HARI KIAMAT
Ketahuilah
! bahwa manusia saat ini dalam bentuk anak Adam, esok saat makna-makna itu
tersingkap, mereka pun keluar dalam bentuk menyesuaikan dengan makna
masing-masing. Mereka yang dominan amarahnya, maka akan berdiri dalam
bentuk anjing. Mereka yang dominan nafsunya, maka akan berdiri dalam bentuk
babi, sebab bagaimanapun bentuk selalu mengikuti makna-makna.
Seorang yang tertidur akan melihat semua yang ada dalam jiwanya. Demikian pula
karena isi jiwa manusia teridentifikasi dalam empat hal di atas, maka ia harus
mengintai setiap gerak-geriknya, diamnya dan mengenali diri termasuk bagian
mana dari yang empat. Sifat-sifat itu ada dalam hati dan terus
bertahan hingga hari kiamat, dan jika masih tersisa secuil kebaikan, maka itu
adalah benih kebahagiaan. Sebaliknya jika yang tersisa adalah secuil kejelekan,
maka ia pun merupakan benih dari siksa. Manusia
tak akan pernah berhenti bergerak dan diam, hatinya
bagaikan kaca, akhlak tercela bagaikan asap dan kegelapan,
jika menyentuhnya, maka seketika ia menggelapkan jalan menuju kebahagiaan.
Akhlak terpuji bagaikan cahaya dan pancarannya, jika sampai pada hati, maka ia
akan membersihkannya dari gelapnya kemaksiatan. Seperti
sabda Rasul Saw:
Dan hati
bisa jadi terang dan gelap, semua tak akan lolos kecuali mereka yang mendatangi
Allah dengan hati yang pasrah.
PASAL MENGENAI KELEBIHAN MANUSIA ATAS BINATANG
Ketahuilah
! bahwa nafsu dan amarah yang ada bersama binatang juga terdapat pada anak
Adam. Akan tetapi manusia diberi tambahan lain[12] sebagai
bekal untuk memperoleh kemuliaan dan kesempurnaan. Dengan hal tersebut, ia bisa
mengetahui Allah dan keindahan ciptaan-Nya. Dan dengan
hal tersebut manusia bisa menyelamatkan dirinya dari kekuasaan nafsu dan amarah
serta meraih sifat-sifat malaikat. Dengan demikian, manusia diberi sifat-sifat
binatang jinak dan buas, yang semuanya ditundukka Allah untuk manusia. Hal ini
sebagaimana yang difirmankan Allah:
“Dia
telah menundukkan untukmu apa yang ada di langit dan yang ada di bumi
semuanya.” (Q.S. al-Jasiyah [45]: 13).
PASAL MENGENAI
KEAJAIBAN HATI&
DUA PINTU HATI
Ketahuilah
! bahwa hati memiliki dua pintu ilmu, satu untuk mimpi-mimpi dan
lainnya untuk ilmu sadar, yaitu pintu untuk ilmu realita (zahir). Saat
manusia tertidur, pintu-pintu indera tertutup, dibukakanlah
pintu bathin dan disingkapkan realitas alam ghaib dari alam malakut dan Lauh
Mahfudz seperti cahaya yang terang benderang. Untuk
menyingkapnya dibutuhkan semacam tafsir mimpi. Sedang ilmu yang dihasilkan dari
realita (zahir) dikira oleh manusia akan memunculkan kesadaran diri, dan bahwa
keadaan sadar lebih utama, meskipun sebenarnya ia tidak bisa melihat sesuatupun
dari alam ghaib. Bagaimana pun sesuatu yang terlihat antara keadaan sadar dan tidur
tetap lebih utama sebagai pengetahuan daripada apa yang terlihat melalui
indera.
PASAL MENGENAI CERMIN HATI
Disamping
itu, Andapun mesti tahu bahwa hati seperti cermin, Lauh Mahfudz pun
demikian. Karena di dalamnya terdapat gambaran dari
semua realitas (mawjudat). Jika Anda hadapkan cermin satu dengan
lainnya, maka masing-masing gambar pada setiap cermin akan saling menghiasi
yang lainnya. Demikian pula semua gambar (suwar) pada Lauh
Mahfudz akan tampak dalam hati jika ia telah suci dari nafsu dunia. Jika
masih disibukkan dengannya, maka alam malakut akan tetap tertutup. Jika
pada saat tidur manusia tak terhubungkan dengan obyek indera, maka ia akan
menyaksikan esensi (jawhar) alam malakut dan akan terlihat sebagian gambar yang
ada pada Lauh Mahfudz. Jika manusia menutup pintu indera hanya
sekedarnya, maka ia hanya memasuki dunia khayal. Karena itu, ia melihat sesuatu
yang masih tertutupi pada bagian luarnya dan bukanlah hakikat murni yang
tersingkapkan. Jika hati telah mati bersama si pemiliknya, maka pada saat itu
tidak ada yang namanya khayal, dan tidak juga indera. Oleh karena itu, pada
saat tersebut hati mampu melihat dengan tanpa keraguan ataupun khayalan. Dan
ketika itu, diucapkan padanya:
“Maka
penglihatanmu pada hari itu sangat tajam.” (Q.S. Qaf
[50]: 22).
PASAL
MENGENAI HATI, ILHAM &ALAM MALAKUT
Ketahuilah!
bahwa tak seorangpun dari anak Adam kecuali hatinya telah dimasuki
sentuhan-sentuhan suci melalui jalan ilham, dan hal itu
tidak masuk melalui indera, akan tetapi masuk dalam hati tanpa tahu dari mana
asalnya, sebab hati termasuk alam malakut, dan indera
tercipta untuk alam ini, yaitu alam al-mulk (alam kuasa).
Karenanya ia menjadi penghalang jiwa dari menyaksikan alam malakut
manakala tidak tersucikan dari aktifitas indera.
PASAL MENGENAI DIBALIK KETERBUKAAN HATI
Jangan
Anda kira kelembutan ini hanya terbuka pada saat tidur dan mati saja, tapi ia
pun terbuka saat sadar bagi mereka yang ikhlas berjihad, ikhlas melakukan
riyadah (latihan) dan menyelamatkan diri dari kekuasaan nafsu, amarah, akhlak
tercela dan perbuatan buruk. Jika ia duduk di tempat sepi dan mengosongkan
dirinya dari dari aktifitas indera, kemudian membuka mata hati dan
pendengarannya, menjalankan fungsi hatinya sebagai bagian dari alam malakut,
terus menerus menyebut kalimat Allah, Allah, Allah, dengan hatinya dan dengan
tidak dengan lidahnya sampai ia tak
mendapatkan informasi dari dirinya dan alam sekitarnya sedikitpun, dan yang ia
lihat hanyalah Allah[13], maka
kekuatan itu akan terbuka, apa yang ia
lihat disaat tidur, ia bisa lakukan pada saat sadar, yang tampak adalah ruh
para malaikat dan para nabi, gambar-gambar bagus yang indah dan mulia, saat itu
tersingkaplah kerajaan langit dan bumi. Ia bisa
lihat semua yang tak bisa dijelaskan dan tak bisa digambarkan, sebagaimana
sabda Rasul Saw:
Allah Swt menjelaskan:
“Dan demikianlah
Kami perlihatkan pada Ibrahim tanda-tanda keagungan Kami (yang terdapat) di
langit dan bumi.” (Q.S. al-An’am [6]: 75).
Karena
semua ilmu para nabi melalui jalan ini dan bukan melalui jalan indera,
seperti ditegaskan Allah Swt:
“Sebutlah
nama Tuhanmu, dan beribadahlah kepada-Nya dengan penuh ketekunan.”
(Q.S. al-Muzammil [73]: 8).
Artinya
terputus dari segala sesuatu, penyucian diri dari segalanya dan terus memohon
kesempurnaan pada-Nya, ini adalah jalan (tariq) kaum sufi zaman ini.
Sedang cara pengajaran, adalah jalan (tariq) para ulama. Semua ini dirangkum
dari jalan kenabian. Begitu juga ilmu para auliya’, sebab ilmu itu tertanam
dalam hati mereka tanpa melalui perantara, yaitu dari Hadirat Ilahi sebagaimana
firman-Nya:
“Kami
berikan kepadanya rahmat dari sisi Kami, dan yang telah Kami ajarkan kepadanya
di antara ilmu-ilmu dari sisi Kami.” (Q.S.
al-Kahfi [18]: 65).
Jalan
ini tidak akan dipahami tanpa melalui latihan, dan jika tak dihasilkan dengan
rasa, maka ia pun tak bisa dihasilkan melalui pengajaran[15].
Yang seharusnya dilakukan adalah mempercayainya hingga kita bisa mendapatkan
kebahagiaan mereka, dan ini adalah sebagian keajaiban hati.
Siapa yang tak melihat, ia tidak akan mempercayainya, seperti firman-Nya:
“Yang
sebenarnya mereka mendustakan apa yang mereka belum mengetahuinya dengan
sempurna, padahal belum datang kepada mereka penjelasannya.” (Q.S. Yunus [10]:
39), dan firman-Nya:
“Dan
ketika mereka tidak mendapat petunjuk dengannya (Alqur’an) maka mereka berkata:
“Ini
adalah dusta yang lama.” (Q.S. al-Ahqaf [46]: 11).
PASAL MENGENAI SEMUA MANUSIA BERHAK ATAS RAHASIA
KETUHANAN
Jangan
Anda mengira semua ini khusus untuk para nabi dan para wali saja, sebab esensi
anak Adam dari asal penciptaannya memang untuk tujuan ini, seperti
unsur besi agar dibuat cermin yang bisa digunakan untuk melihat gambaran alam,
kecuali yang berkarat dan membutuhkan penyepuhan, atau besi
kering yang membutuhkan pengecatan sebab sewaktu-waktu bisa patah. Demikian
juga hati, jika nafsu dan kemaksiatan mendominasinya, maka ia tidak akan
mencapai derajat ini. Hal ini sebagaimana yang disabdakan Rasul Saw:
Allah
berfirman:
“Allah
mengambil kesaksian terhadap jiwa mereka (seraya berfirman): “Bukankah Aku ini
Tuhanmu?” Mereka menjawab, “Betul (Anda Tuhan kami).” (Q.S. al-A’raf [7]: 172).
Begitupun
anak Adam, fitrahnya adalah mempercayai akan ketuhanan Allah, seperti dalam
firman-Nya:
“Fitrah
Allah yang telah menciptakan manusia menurut fitrah itu.”
(Q.S. ar-Rum [30]: 30).
Para
nabi dan para wali adalah anak Adam, Allah berfirman:
“Katakanlah:
“Bahwasanya aku hanyalah seorang manusia seperti kamu.” (Q.S. Fussilat [41]:
6).
Setiap
yang menanam pasti memetik, siapa saja yang berjalan, pasti sampai, siapa yang
memohon, pasti akan mendapatkan. Permohonan tidak akan berhasil tanpa mujahadah
– permintaan orang yang telah renta dan arif telah melalui jalan ini – jika dua
hal ini berlaku pada seseorang, maka Allah
telah berkehendak menganugerahinya kebahagiaan dengan hukum azali hingga ia
mencapai derajat ini.
PASAL MENGENAI NIKMAT DAN KEBAHAGIAAN MANUSIA TERLETAK
PADA MA’RIFAH ALLAH
Ketahuilah
! bahwa segala sesuatu memiliki rasa bahagia, nikmat dan kepuasan. Rasa
nikmat akan diperoleh apabila ia melakukan semua yang diperintahkan oleh
tabiatnya. Tabiat segala sesuatu adalah semua yang tercipta untuknya.
Kenikmatan mata pada gambar-gambar indah, kenikmatan telinga pada bunyi-bunyi yang
merdu, dan demikian semua anggota badan. Kenikmatan
hati hanya dirasakan ketika mengetahui Allah (ma’rifah Allah), sebab ia
diciptakan untuk melakukan hal itu. Semua yang
tidak diketahui manusia, tatkala ia mengetahuinya maka ia akan berbahagia,
seperti permainan catur, ketika mengetahuinya ia pun senang, jika ia dijauhkan
dari permainan itu, maka ia takkan meninggalkannya dan tak akan sabar untuk
kembali memainkannya. Begitu juga mereka yang telah sampai pada
ma’rifah Allah[17], pun
merasa senang dan tak sabar untuk menyaksikan-Nya, sebab kenikmatan hati adalah
makrifat, setiap kali makrifat bertambah besar, maka nikmatpun bertambah besar
pula.
Karenanya,
ketika manusia mengetahui sang menteri, maka ia akan senang, lebih-lebih jika
tahu sang raja, maka kebahagiaannya tentu lebih besar lagi.
Tak
ada satu keberadaan pun di alam ini yang lebih mulia dari Allah Swt, sebab
kemuliaan yang dimiliki, semua oleh sebab-Nya dan dari-Nya, semua keajaiban
alam adalah karya-Nya, tak ada pengetahuan (ma’rifah)
PASAL MENGENAI
ALAM DAN SARIPATI MANUSIA
Ketahuilah
! bahwa jika anak Adam disarikan dari alam, padanya terdapat segala gambaran
alam yang masih bisa kita temukan akarnya, sebab tulang-belulang ini seperti
pegunungan, dagingnya seperti debu, bulu-bulunya bagaikan tumbuhan, kepalanya
bagaikan langit, inderanya seperti bintang, penjelasan mengenai hal ini
sangatlah panjang. Demikian bagian dalamnya pun menyimpan gambaran alam, sebab
fungsi pencernaan yang ada dalam lambung mirip dengan seorang ahli masak.
Kekuatan yang ada pada limpa sama dengan pembuat roti, kekuatan pada usus
bagaikan tukang cukur, kekuatan yang memutihkan susu dan memerahkan darah
bagaikan tukang sepuh, penjelasan mengenai hal ini cukup panjang, yang penting
adalah hendaknya kamu mengetahui berapa banyak alam yang tersimpan
bersamamu, yang terus sibuk melayanimu, sedang Anda malah mengabaikannya, dan
mereka takpernah beristirahat, Anda bahkan tak mengenalnya dan tak bersyukur
pada-Nya yang telah menganugerahkan semua itu untukmu.
PASAL MENGENAI PENGETAHUAN TENTANG KOMPOSISI JASAD
BADAN DAN MANFAAT-MANFAAT ANGGOTA TUBUH
Ilmu
ini sangatlah agung, kebanyakan manusia mengabaikannya, demikian juga ilmu
kedokteran. Setiap mereka yang ingin melihat dirinya dan keajaiban karya Allah
Swt dalam dirinya, membutuhkan minimal tiga sifat dari sfat-sifat ketuhanan.
Pertama,
hendaknya mengethui bahwa yang menciptakan seseorang juga mampu
membawanya pada kesempurnaan dan bukan pada sebaliknya, Ia
adalah Allah Swt. Tak satu pun perbuatan di dunia yang lebih ajaib dari
penciptaan manusia yang berasal dari air hina dan pembentukan fisik dengan
bentuk yang sangat menakjubkan, sebagaimana firman-Nya:
“Sesungguhnya
kami telah menciptakan manusia dari setetes mani yang bercampur.” (Q.S.
al-Insan [76]: 2).
Maka
untuk mengembalikannya setelah mati adalah lebih mudah lagi, sebab pengulangan
selamanya lebih mudah daripada permulaan.
Kedua,
pengetahuan tentang ilmu Allah Swt bahwa ia mencakup segala sesuatu. Sebab
keajaiban dan keanehan ini tak mungkin ada kecuali dengan kesempurnaan ilmu.
Ketiga,
hendaknya Anda tahu bahwa keramahan-Nya, rahmat-Nya dan perlindungan-Nya
mengenai segala sesuatu, tak terbatas di saat Anda melihat tumbuhan, hewan dan
kandungan bumi, semua berada dalam keluasan kuasa-Nya, bentuk yang baik dan
warna yang indah.
PASAL MENGENAI URAIAN BENTUK MANUSIA MERUPAKAN KUNCI
MENGETAHUI SIFAT-SIFAT KETUHANAN DAN TERMASUK ILMU MULIA
Yaitu
pengetahuan tentang keajaiban karya-karya Ilahi, pengetahuan tentang keagungan
dan kekuasaan Allah Swt, yang merupakan ringkasan (sari) dari pengetahuan hati.
Ilmu ini begitu mulia, sebab berbicara tentang karya Ilahi, sebab jiwa bak
kuda, akal sebagai penumpangnya dan keduanya terhimpun dalam kalimat penunggang
kuda (joki). Siapa yang tak mengenal dirinya dan mengaku mengenal lainnya, maka
ia seperti seorang lelaki bangkrut yang tak memiliki makanan sedikitpun untuk
dirinya dan mengaku menafkahi orang-orang miskin di kotanya.
PASAL PENUTUP
Jika
Anda mengetahui kemuliaan, kehormatan, kesempurnaan, keindahan dan keagungan
setelah Anda menyadari bahwa esensi hati adalah esensi yang paling mulia, yang
semua itu telah dianugerahkan kepadamu dan kelak akan ditarik kembali, dan Anda
justru tidak memintanya, malah mengabaikannya dan menghilangkannya, maka Anda
akan sangat menyesal pada hari kiamat. Berjuanglah untuk mendapatkannya, tinggalkanlah
segala kesibukan duniawi! Dan segala kemuliaan yang tidak tampak di dunia, maka
di akhirat kelak akan menjadi kebahagiaan, keabadian tanpa kefanaan, kekuasaan
tanpa kelemahan, pengetahuan tanpa kebodohan, keindahan sekaligus keagungan.
Sedang
hari ini, tak seorang pun yang lebih lemah darinya, sebab ia termiskin dan
kekurangan, akan tetapi kemuliaan akan ia alami esok jika ia tancapkan
pengetahuan tentang kebahagiaan ini dalam inti hatinya, hingga ia bisa
menyelamatkan dirinya dari perumpamaan binatang dan bisa mencapai derajat
malaikat.
Jika ia kembali pada nafsu dunia, maka ia lebih memilih
menjadi binatang pada hari kiamat, karena sebenarnya ia kembali ke asalnya
yaitu tanah. Dan ia pun akan abadi dalam siksa.
Kami
berlindung kepada Allah Swt dari semua itu, kami meminta pertolongan-Nya, sebab
Ia sebaik-baik Pemelihara dan Penolong, dan rasa syukur ini untuk Alah Swt,
Tuhan semesta alam. Semoga keselamatan senantiasa dianugerahkan kepada
junjungan kita Nabi Muhammad Saw dan keluarga berikut para sahabatnya.
The
End
[1] Perjuangan
membersihkan hati dengan beragam ibadat.
[3]Menghilangkan
kotoran hati an mensucikannya diisi dengan keutamaan. Menurut Imam Jurjani ada
juga kimia awam;menggantikan kenikmatan dunia dengan kenikmatan akhirat dan kimia orang khusus;memurnikan hati dari alam beralih
ke Pencipta alam
[4] Sebab
Nabi saw lah yang menerima wahyu dan menerangi jalan.
[5] Hati
ditempa dengan Muj ahadah ibadah agar suci, seperti besi berkarat ditempa dalam
bara api agar murni.
[6] Imam
Qohtoby berkata ruh tidak masuk dalam katagori objek KUN, artinya bahwa ruh
adalah kehidupan itu sendiri .Hidup dan kehidupan adalah sifat Yang maha hidup. Ruh
yang berada dalam jasad bukanlah makhluk sebagaimana jasad. (
Lihat; aTaaruf limadzhab ahli tasawwuf; alKalabadzi, hal 68, Darul kutub
ilmiah, bairut)
[7] Berkata
Imam Junaidy alBagdadi Ruh adalah sesuatu yang dibiasi oleh ilmu
Allah dan tak seorangpun yang memahaminya dari makhlukNya. Dan tak
diperkenankan mengibaratkannya dengan apapun.
[8] Orang
kuno yang pertama mendefinisikan tugas Jiwa adalah Plato bahwa jiwa memiliki
tiga kekuatan;kekuatan syahwat, kekuatan amarah, kekuatan Akal. Dimanasyahwat
dan amarah adalah pembantu bagi kekuatan akal. Plato mengibaratkan Manusia
dengan kekuatan dan perangkatnya adalah sebuah kota yang mesti ditata, dimana
penduduknya dibagi dalam tiga kasta: kasta buruh para pekerja, kasta peperangan
dan kasta hakim, dimana kasta buruh sebanding dengan kekuatan syahwat, dan
kasta peperangan sebanding dengan kekuatan amarah dan kasta hakim sebanding
dengan kekuatan akal. Demikian juga berpendapat Cendikiawan Alfarabi dalam
kitabnya" Aro' ahlil madinah alfadilah"
[9] Ketercelaan
syetan dan keterpujian malaikat, sebab syetan hanya
memilki sifat tercela saja sedang malaikat hanya memilki sifat keterpujian.
[10] Riwayat
muslim, kitab sifat kaum munafiq hadis no 70, Imam Ahmad; Musnad;juz 6 hal 115.
dari Aisyah.
[11] Riwayat:
aTurmudzi;albar,asilah;bab 55, Adda romy; arroqoiq,bab 73, Imam Ahmad;Musnad;
juz 5 hal 153, Hadis dari Mu'az bin jabal.
[12] Kekuatan
akal
[13] Imam
Jurjani berkata dalam Ta'rifat hal 163: lenyapnya hati dari mengetahui
hal ihwal makhluk bahkan dari keadaan dirinya, ia liputi
oleh Sulthon hakikat, ia hadir dalam AlHaq, gaib dari dirinya dan dari makhluk.
Sebanding dengan ini adalahl kisah dalam al-Qur'an tentang Nabi yusuf, dimana
para perempuan ketika menyaksikan ketampanan Nabi Yusuf merekapun memotong
tangan sendiri, bagaimana keadaan jika seseorang melihat keindahan Dzat sang
pemilik keindahan?.
Fana
menurut ahli tasauf adalah tenggelam dalam keagungan dan penyaksian alHaq.
[14] Riwayat:
Muslim;Fitan;no 19, Abu Dawud; Fitan, bab 1,Atturmudzi;Fitan;bab 14, Ibnu
Majah;Fitan;bab9, Imam Ahmad;Musnad; Juz 5,hal 278. Hadis dari Syadad bib Aus
dari Nabi Saw.
[15] Ini
sebagaimana terjadi pada zaman alGhazali dimana para Murid penggemar
tasauf dibebani beragam aturan oleh para Syeh Tasauf yang akan menunjukan
jalan istiqomah. Adapun Tehnik tasauf alGhazali Ia mengambil langsung dari
petunjuk kenabian tanpa perantara para Syeh tasauf, dan jenis tasauf ini
doperuntukkan bagi penggemar berat seperti algazali sendiri.
[16] Riwayat:
Ahmad,Malik, Abu Dawud,atTurmudzi, adDaromy.
[17] Sepakat
para ahli Tasauf bahwa ma'rifat tidak akan sempurna dengan akal. Dalil mereka; bagi
Allah adalah Allah semata. Menurut mereka jalan akal adalah jalan
orang yang berakal adalam kebutuhanya pada dalil, kerena akal adalah baru
dan yang baru hanya kan menunjukan pada yang baru juga. Seorang pria bertanya
pada Imam Annury: apa dalilnya Allah? Ia Jawab: Allah, Maka dimana fungsi akal?
Ia jawab:Akal lemah, yang lemah hanya akan menunjukan pada yang lemah juga.
Berkata
Ibnu atTo': akal adalah alat ibadah bukan bukan untuk memulyakan keTuhanan.
No comments:
Post a Comment